Selasa, 19 Maret 2013
Abul Qasim Khalaf ibn al-Abbas
az-Zahrawi adalah salah satu pakar di bidang kedokteran pada masa Islam abadPertengahan. Dia lahir di Madinatuz Zahra’, 936 – 1013 yang dikenal di Barat sebagai Abulcasis. Karya terkenalnya adalah Al-Tasrif , kumpulan praktik kedokteran yang terdiri atas 30 jilid. Abul Qasim lahir di Zahra, yang terletak di sekitar Kordoba, Spanyol. Di kalangan bangsa Moor Andalusia, dia dikenal dengan nama “El Zahrawi”. Al-Qasim adalah dokter kerajaan pada masa Khalifah Al-Hakam II dari kekhalifahan Umayyah. Al-Tasrif berisi berbagai topik mengenai kedokteran, termasuk di antaranya tentang gigi dan kelahiran anak. Buku ini diterjemahkan ke bahasa Latin oleh Gerardo dari Cremona pada abad ke-12, dan selama lima abad Eropa Pertengahan, buku ini menjadi sumber utama dalam pengetahuan bidang kedokteran di Eropa. Bidang lain: Surgery,Medicine.
Minggu, 17 Maret 2013
Abu Musa Jabir bin Hayyan / Jabir Ibnu Hayyan
Orang-orang Eropa menamakannya Gebert, ia hidup antara
tahun 721-815 M. Dia adalah seorang tokoh Islam yang mempelajari dan
mengembangkan dunia Islam yang pertama. Ilmu tersebut kemudian
berkembang dan kita mengenal sebagai ilmu kimia. Bidang keahliannya,
(dimana dia mengadakan peneltian) adalah bidang : Logika, Filosofi,
Kedokteran, Fisika, Mekanika, dan sebagainya.
abu Ali Muhammad al-Hassan ibnu
al-Haitham atau Ibnu Haitham (Basra,965 – Kairo 1039), dikenal dalam kalangan cerdik pandai di Barat, dengan nama Alhazen,
adalah seorang ilmuwan Islam yang ahli dalam bidang sains, falak,
matematika, geometri, pengobatan, dan filsafat. Ia banyak pula melakukan
penyelidikan mengenai cahaya, dan telah memberikan ilham kepada ahli
sains barat seperti Boger, Bacon, dan Kepler dalam menciptakan mikroskop
serta teleskop. Bidang lain: Physics,Optics, Mathematics.
Abu Bakar Muhammad bin Zakaria ar-Razi
Abu Bakar Muhammad bin Zakaria ar-Razi atau dikenali sebagai Rhazes
di dunia barat merupakan salah seorang pakar sains Iran yang hidup
antara tahun 864 – 930. Ar-Razi juga diketahui sebagai ilmuwan serbabisa
dan dianggap sebagai salah satu ilmuwan terbesar dalam Islam. Ia lahir
di Rayy, Teheran pada tahun 251 H./865 dan wafat pada tahun 313 H/925.
Ar-Razi sejak muda telah mempelajari filsafat, kimia, matematika dan
kesastraan. Dalam bidang kedokteran, ia berguru kepada Hunayn bin Ishaq
di Baghdad. Sekembalinya ke Teheran, ia dipercaya untuk memimpin sebuah
rumah sakit di Rayy. Selanjutnya ia juga memimpin Rumah Sakit Muqtadari
di Baghdad. Sebagai seorang dokter utama di rumah sakit di Baghdad,
ar-Razi merupakan orang pertama yang membuat penjelasan seputar penyakit
cacar. Razi diketahui sebagai seorang ilmuwan yang menemukan penyakit
“alergi asma”, dan ilmuwan pertama yang menulis tentang alergi dan
imunologi. Pada salah satu tulisannya, dia menjelaskan timbulnya
penyakit rhintis setelah mencium bunga mawar pada musim panas. Razi juga
merupakan ilmuwan pertama yang menjelaskan demam sebagai mekanisme
tubuh untuk melindungi diri. Pada bidang farmasi, ar-Razi juga
berkontribusi membuat peralatan seperti tabung, spatula dan mortar.
Ar-razi juga mengembangkan obat-obatan yang berasal dari merkuri.
Ilmu adalah tiang ya Agama
Bismillahirrohamanirrohim
Menuntut ilmu adalah suatu
kewajiban bagi setiap muslim dan di bawah ini ada beberapa hadits yang
berhubungan dengan menuntut ilmu. Semoga bermanfaat.
Hadits riwayat Ibnu Abdil Bar
قَالَ
رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اُطْلُبُوْاالْعِلْمَ
وَلَوْ بِالصِّيْنَ فَاِنَّ طَلَبَ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ
مُسْلِمٍ اِنَّ الْمَلاَئِكَةَ تَضَعُ اَجْنِحَتَهَا لِطَالِبِ الْعِلْمِ
رِضًابِمَا يَطْلُبُ
Artinya: “Tuntutlah
ilmu walaupun di negeri Cina, karena sesungguhnya menuntut ilmu itu
wajib bagi setiap muslim. Sesungguhnya para malaikat meletakkan
sayap-sayap mereka kepada para penuntut ilmu karena senang (rela) dengan
yang ia tuntut. (H.R. Ibnu Abdil Bar).
Penjelasan Hadits:
Hadits yang diriwayatkan oleh
Ibnu Abdil Bar di atas menunjukkan bahwa menuntut ilmu itu wajib dan
para malaikat turut bergembira.
Agama Islam sangat memperhatikan
pendidikan untuk mencari ilmu pengetahuan karena dengan ilmu
pengetahuan manusia bisa berkarya dan berprestasi serta dengan ilmu,
ibadah seseorang menjadi sempurna. Begitu pentingnya ilmu, Rasulullah
saw. mewajibkan umatnya agar menuntut ilmu, baik laki-laki maupun
perempuan.
Umat Islam wajib menuntut ilmu yang
selalu dibutuhkan setiap saat. Ia wajib shalat, berarti wajib pula
mengetahui ilmu mengenai shalat. Diwajibkan puasa, zakat, haji dan
sebagainya, berarti wajib pula mengetahui ilmu yang berkaitan dengan
puasa, zakat, haji, dan sebagainya sehingga apa yang dilakukannya
mempunyai dasar. Dengan ilmu berarti manusia mengetahui mana yang harus
dilakukan mana yang tidak boleh, seperti perdagangan, batas-batas mana
yang boleh diperbuat dan mana yang dilarang.
Menuntut ilmu tidak hanya
terbatas pada hal-hal ke akhiratan saja tetapi juga tentang keduniaan.
Jelaslah kunci utama keberhasilan dan kebahagiaan, baik di dunia maupun
di akhirat adalah ilmu. Rasulullah saw. pernah bersabda:
مَنْ
اَرَادَالدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ وَمَنْ اَرَادَالاَخِرَةَ
فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ وَمَنْ اَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ بِالَعِلْمِ
Artinya: “Barangsiapa
menghendaki kehidupan dunia maka dengan ilmu, dan barangsiapa yang
menghendaki kehidupan akhirat maka dengan ilmu, dan barangsiapa yang
menghendaki keduanya (kehidupan dunia dan akhirat) maka dengan ilmu.”
Untuk kehidupan dunia kita
memerlukan ilmu yang dapat menopang kehidupan dunia, untuk persiapan di
akhirat. Kita juga memerlukan ilmu yang sekiranya dapat membekali
kehidupan akhirat. Dengan demikian, kebahagiaan di dunia dan di akhirat
sebagai tujuan hidup insya Allah akan tercapai.
Untuk memperoleh pengetahuan,
perlu ada usaha. Oleh karena itu, Rasulullah saw. pernah meminta umat
Islam agar menuntut ilmu walaupun ke negeri Cina. Dianjurkannya memilih
negeri Cina pada saat itu, karena kemungkinan peradaban Cina sudah maju.
Di lain hadits Rasulullah juga menegaskan bahwa menuntut ilmu itu tidak mengenal batas usia:
اُطْلُبُوْاالْعِلْمَ مِنَ الْمَهْدِ اِلَى اللَّحْدِ
Artinya: “Tuntutlah ilmu mulai dari buaian sampai liang lahat.”
Selanjutnya dijelaskan oleh
Rasulullah bahwa para malaikat membentangkan sayap-sayapnya kepada
orang-orang yang menuntut ilmu karena senangnya. Begitu pentingnya ilmu
pengetahuan bagi seseorang sehingga malaikat bangga dengannya.
Di samping itu, para penuntut
ilmu dijanjikan oleh Rasulullah saw. akan diberikan kemudahan jalan ke
surga. Perhatikan hadits di bawah ini:
مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ بِهِ طَرِيْقًا اِلَى الْجَنَّةِ ـ رواه مسلم
Artinya: “Barang siapa menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim).
Sabtu, 16 Maret 2013
Langganan:
Postingan (Atom)